Pandangan Al-qur’an mengenai Injil Thursday, Feb 14 2008 

  1. QUR’AN 2:87-89, “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mujizat) kepada Isa Putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus…maka setelah datang kepada mereka apa yang mereka telah ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya…”
  2. QUR’AN 3:3-4, ” Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al-qur’an) menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqaan(Kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah)…”
  3. QUR’AN 57:27, “Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putera Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang…”
  4. QUR’AN 5:46-47, “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi bani Israel) dengan Isa putra Maryam; membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan kami telah memberikan kepadanya kitab injil sedang ada didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya…”
  5. QUR’AN 5:66, “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan Al-qur’an yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka….”.
  6. QUR’AN 9:111, “…(Itul telah menjadi) janji yang benar didalam Taurat, Injil dan Al-qur’an…”

Al-qur’an menyatakan dirinya mengukuhkan isi Alkitab, bahwa ia bersaksi tentang kebenaran dalam kitab Injil.

  • QUR’AN 2:101, “Dan setelah datang kepada mereka seorang rasul dan sisi Allah yang membenarkan apa(kitab) yang ada pada mereka..”
  • QUR’AN 2:136, “Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-membedakan seorang pun diatara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
  • QUR’AN 3:84, “Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun  dari antara mereka dan kepada-Nya lah kami menyerahkan diri.”
  • QUR’AN 29:46, “Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka, dan katakanlah : “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu: Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu: dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”

  Al-qur’an bahkan meminta kepada Mohammad untuk menguji dengan cermat wahyu-wahyunya dengan cara menanyakannya kepada umat Kristen dan Yahudi tentang hal itu!

  • QUR’AN 10:94, “Maka jika kamu (Mohammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu..”

Mohammad yakin benar bahwa wahyu-wahyu Al-qur’an yang diterimanya itu sejalan dengan Injil yang telah diturunkan Allah sebelumnya. Bahkan jikalau mereka masih ragu-ragu dengan isi Al-qur’an, maka seharusnya mereka bertanya kepada orang-orang kristen (Surat 10:94). Implikasinya adalah seorang Islam mesti membaca Alkitab untuk menguji apakah yang dipercayainya itu benar atau salah atau untuk mendapatkan kejelasannya, namun karena belum ada terjemahan Alkitab dalam bahasa Arab pada waktu itu, maka ia tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang apa isi Alkitab sesungguhnya. Juga kekristenan yang beredar pada zaman Mohammad adalah beberapa aliran sesat(sekte). Contohnya, sekte yang percaya bahwa ibu Allah adalah Maria, Allah berhubungan dengan Maria dan melahirkan Allah Anak Yesus Kristus. Ini bukan ajaran kristen, tetapi Mohammad menganggap inilah ajaran Kristen tentang Tritunggal, walaupun sebenarnya ajaran diatas justru ditentang oleh ajaran Kristen yang sebenarnya.

Selain itu kita mesti hati-hati karena ada banyak cerita dongeng yang beredar dalam masyarakat pada waktu itu dan Mohammad mengetahuinya. Nampaknya hanya sebagian kecil dar isi Kitab Injil yang dapat ia peroleh pada masa itu. Dengan demikian pengetahuan Mohammad tentang Alkitab saat itu tidak jelas. Ini dapat terbukti dalam Al-qur’an. Pada sisi lain Al-qur’an memiliki perbedaan dengan Injil yang perlu diketahui oleh orang Kristen:

Pandangan Al-qur’an dan Injil mengenai Cinta Kasih:   

No Al-qur’an Alkitab
1 Qur’an 3:148

“…Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan

Roma 5:8

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati oleh kita, ketika kita masi berdosa.”

2 Qur-an 4:107

“…Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa…”

Roma 5:10

“Sebab jikalau kita, ketika masi seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian anak-Nya, lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupnya!”

3 Qur’an 5:64

“…Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.”

Efesus 2:4-5

“Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita…”

4 Qur’an 49:9

“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.

1 Yohanes 4:19

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”

5 Qur’an 5:18

“Orang-orang Yahudi dan Nasarani mengatakan, ‘Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.’ Katakanlah: ‘Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu.”

Ibrani 12:6

“Karena Tuhan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”

Menurut Al-qur’an, Allah tidak mengasihi orang berdosa. Akan tetapi menurut Alkitab, Ia sungguh-sungguh mengasihi orang yang berdosa. Al-qur’an mengajarkan pemberian sedekah akan tetapi motifnya tidak lain hanyalah sekadar memenuhi kewajiban agama. Menurut Alkitab (1 Korintus 13:3), amal tanpa menaruh kasih sebagai motivasinya adalah sia-sia.

  • I KORINTUS 13:3, “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.”

Al-qur’a menanyakan tentang pengertian kasih yang dimaksudkan bagi orang Yahudi dan Nasarani, dan Alkitab telah menjawab jauh sebelum Al-qur’an ada. Pengertian kasih dalam Alkitab bukan berarti dimanja, selalu disayang, dan tidak pernah mengalami penderitaan. Bukan ! Tetapi seperti dikatakan dalam Ibrani, bahwa mengasihi berarti mengajar dan tidak membiarkannya dalam kesalahan. Seperti seorang ayah yang memukul anaknya jika anaknya nakal. Alkitab konsisten berbicara tentang kasih. Kasih adalah pusat dari isi tiap kitab dalam Alkitab. Lebih daripada itu Tuhan adalah kasih.

  • MATIUS 22:37-39, “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan….. kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”
  • LUKAS 6:27-28, “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, aku berkata: ‘Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”
  • YOHANES  3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
  • YOHANES 15:12-13, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sabahat-sahabatnya.”
  • ROMA 13:10, “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.”
  • I KORINTUS 13:4-8, “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan…”
  • I YOHANES 3:17,  “Barangsiapa mempuyai harta duniawi dan melihat saudara-saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap didalam dirinya?”

Hampir keseluruhan teks dalam Perjanjian Baru menekankan akan pentingnya kasih.  

ISHAK & ISMAIL Tuesday, Feb 12 2008 

BAIK AGAMA YAHUDI, KRISTEN, MAUPUN ISLAM MENGAKU ABRAHAM SEBAGAI BAPAK LELUHUR-nya, tetapi mereka memiliki perbedaan dalam cara dan isi pemahaman itu. Yahudi dan Kristen memiliki kemiripan pemahaman mengenai Abraham, sedangkan Islam memiliki pemahaman yang berbeda dengan apa yang tertera dalam Alkitab.
Dalam Kitab Kejadian dicatat bahwa Abraham memiliki 2 anak, yaitu Ismael dan Ishak. Ismael adalah anak yang lahir dari Hagar, pembantu Sara, sedangkan Ishak adalah anak Sara, Istri Abraham, yaitu anak yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham. Ia adalah anak perjanjian. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Ishaklah yang dikurbankan oleh Abraham, namun kemudian Allah menahan dan mengganti dengan seekor domba jantan. Ismael juga mendapat janji berkat dari Tuhan, walaupun Abraham meminta ia dan ibunya Hagar meninggalkan rumah.
Dalam Kejadian 21:20-21, dicatat bahwa Ismael tinggal di Padang Gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang istri dari Mesir baginya. Selanjutnya silsilah Ismael tercantum dalam kitab Kejadian 25:12-18. Ia memiliki 12 anak yang juga adalah 12 “Raja”(terjemahannya pangeran), dan mereka mendiami daerah Hawila sampai ke Syur yang letaknya sebelah timur Mesir kearah Asyur. inilah catatn terakhir mengenai keturunan dan tempat tinggal Ismael.
Namun sisa Alkitab (setelah Kejadian 21) mencatat mengenai Ishak dan keturunannya. Kita semua tahu bahwa bangsa Israel adalah keturunan dari 12 anak Yakub, dan Yakub adalah anak Ishak. Dalam perjanjian baru, yaitu dalam kitab Roma pasal 11, Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa orang-orang Kristen dianggap sebagai keturunan Ishak secara rohani. Maksudnya, orang Kristen mewarisi janji-janji Allah kepada Abraham dan keturunannya. Jadi, catatan Alkitab sangat jelas berbicara mengenai garis keturunan Ishak, namun diam mengenai keturunan Ismael.
Beberapa abad setelah kekristenan, Ismael muncul dalam Islam versi yang berbeda dengan yang terdapat dalam Alkitab. Banyak orang Islam sekarang mengakui Ismael sebagai anak Hagar, hamba Sara, dan menganggap Ismael yang merupakan anak Perjanjian dan yang dikurbankan oleh Abraham, walaupun para ahli sejarah dan penafsir Islam yang mula-mula mengakui bahwa Ishaklah yang dikurbankan Abraham.
Oleh karena Ismael muncul dalam Kitab Suci Islam, maka muncul pemahaman bahwa Ismael adalah Bapak Leluhur Umat Islam. Pendapat ini didasarkan oleh beberapa alasan:
Pertama, Ismael dianggap sebagai bapak leluhur orang Arab, maka sekaligus juga merupakan bapa leluhur orang Islam. Alasan ini dianggap tidak terlalu kuat karena menurut catatan ahli Islam sendiri, bangsa Arab telah ada jauh sebelum Ismael lahir (Ibn Ishag, Guiliaume). Jadi tidak mungkin Ismael adalah bapak leluhur orang Arab
Kedua, Secara khusus Ismael dianggap sebagai leluhur Mohammad. Para ahli Islam berusaha menjejaki kembali silsilah Mohammad sampai kepada Ismael, namun mereka kehilangan jejak jangka waktu sekitar 1800 tahun antara leluhur tertua Mohammad dan Ismael. Jadi, tidak dapat dibuktikan bahwa Ismael adalah bapak leluhur Mohammad.
Ketiga daerah Padang Gurun Paran tempat kediaman Ismael (kejadian 21:21) adalah daerah Arab. Ini pun diragukan oleh para ahli karena ada Padang Gurun Paran yang letaknya diMesir, dan Ismael tinggal disebelah Timur Mesir, bukan dimekah seperti yang dicatat dalam Al-qur’an. Sampai ketiga butir ini memang para ahli tidak berani dengan sepakat sepenuhnya menyatakan bahwa Mohammad adalah keturunan Ismael secara fisik.
Keempat, Islam adalah keturunan rohani dari Ismael, sebagaimana Kristen adalah keturunan rohani dari Ishak. Pendapat ini menarik untuk dipikirkan. Mungkin ini bisa diterima, karena satu-satunya agama selain Kristen yang memiliki informasi mengenai Abraham, Kristus, dan kekristenan adalah Islam. Jika ini benar maka menurut Alkitab:
  1. Ismael bukanlah Anak Perjanjian. Anak perjanjian adalah Ishak. Oleh karena itu, seorang keturunan Ismael harus percaya kepada Yesus Kristus (Isa Almasih) untuk bisa memperoleh hidup yang kekal.
  2. Ismael mendapat beberapa janji Tuhan, diantaranya adalah dia akan menjadi bangsa yang besar (Kejadian 16:10), mungkin itu sebabnya Islam merupakan negara kedua terbesar sesudah kristen. Janji kedua terdapat dalam Kejadian 16:12:”Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikian nanti anak itu; tanggannya akan melawan tiap-tiap orang, tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan ditempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” Spirit ini mewarnai isi Al-qur’an dan kehidupan Islam.